Buletin Ar Raayah edisi 36 vol II "Hilang dari Genggamanku" |
"Ketika engkau hilang dari genggamanku"
Adakah rasa tanya yang menyapa saat kau memulai kalimat dari tulisan ini?
Adakah rasa tanya yang menyapa saat kau memulai kalimat dari tulisan ini?
Siapa dia?
Hilang kemana dan dari genggaman siapa?
Jawaban ini semua ada pada dirimu wahai saudaraku.
Lihat dan coba renungkanlah dari luasnya waktu yang telah Allah karuniakan kepadamu, sebagian besar engkau pergunakan untuk apa?
Atau perhatikanlah benda yang paling sering berada digenggaman dan sela-sela jarimu, sesuatu yang selalu engkau bawa kemanapun dalam tiap tapak di atas alam semesta.
Benda apakah itu?
Husss... Tak perlu kau lafadzkan jawaban itu, cukuplah engkau sebut dalam hati kecilmu.
Benda apakah itu?
Husss... Tak perlu kau lafadzkan jawaban itu, cukuplah engkau sebut dalam hati kecilmu.
Mari renungkan sejenak.
Mungkin saja jawaban kita berbeda dalam menyikapi kehadiran benda baru ini, dan itu bukanlah suatu masalah, karena melalui goresan ini aku ingin mengajakmu berfikir sejenak atas apa yang kita saksikan.
Dan inilah pendapatku.
Aku tidaklah menafikkan bahwa di era global masa kini, kebutuhan untuk berinteraksi dengan benda bernama smartphone itu adalah hal yang sangat membantu di kehidupan kita sehari-hari.
Aku pun tak membantah bahwa smartphone adalah teman yang sangat setia di genggaman kita saat ini. Diawal pagi saat membuka mata, maka dengan spontan tangan ini bergerak mencari benda kecil itu, meski hanya sekedar menengok notifikasi yang ternyata hanya berisikan iklan ataupun kabar yang tak terjamin kebenarannya, hingga habislah hari-hari kita hanya untuk berselancar dilayar ciptaan baru ini. Mungkin tak terhitung lagi, bahkan saat kita ingin beristirahat dimalam hari pun dia tetap ada disamping kita.
Bukankah itu dinamakan teman setia?
Yah itulah realita zaman now, zaman "Milenial" katanya. Zaman dimana semua orang berlomba-lomba untuk memiliki sesuatu yang dikatakan keren, canggih, modern dan tidak ketinggalan zaman.
Smartphone menjadi sahabat akrab bagi semua kalangan; tua, dewasa, remaja, bahkan anak di bawah usia pun sangat bersahabat dengan benda ini.
Bukankah hal ini nyata?
Pelankan langkahmu, aku ingin engkau menoleh sejenak ke belakang.
Izinkan aku bertanya :
Izinkan aku bertanya :
Adakah sesuatu yang kau tinggalkan?
Tidakkah engkau merasa ada sesuatu yang hilang tersapu oleh kejamnya zaman?
Kemanakah kau ingin melangkah?
Apakah langkah kita sudah terlalu jauh?
Wahai saudaraku, benarlah ada sesuatu yang telah terlupa karena kehadiran smartphone yang sekarang ada dalam genggamanmu. Berusahalah untuk mengingat wahai saudaraku. Pastilah ada sesuatu yang engkau tinggalkan, entah itu di meja kerjamu ataupun di rak buku. Benda kecil yang sangat berharga namun terlupa karena kesibukanmu bersama sahabat barumu.
Yah, itulah "Al Quran". Kalam indah dari sang pencipta yang Maha mulia, diturunkan kepada Nabi termulia melalui malaikat yang mulia pula.
Izinkan aku bertanya padamu sekali lagi wahai saudaraku.
Sekarang dia ada dimana?
Sekarang dia ada dimana?
Apakah sebagian besar waktumu lebih sering engkau habiskan bersama smartphonemu ataukah bersama Al Qur'anmu?
Masihkah dia akrab duduk bersamamu ataukah kau sudah berpaling kepada smartphone canggih yang selalu setia menemanimu?
Masihkan dia engkau bawa selalu dalam safarmu ataukah hanya menjadi pajangan dalam lemari hiasmu yang kian hari semakin usang dan berdebu?
Wahai saudaraku, bukankah ucapan ini begitu familiar di telinga kita :
"Kitab (Al quran) itu tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa"/Al Baqoroh : 2
Jikalau motor saja yang benda mati memiliki petunjuk berupa buku panduan agar berjalan sebagaimana mestinya, apalah daya bagi kita manusia yang bernyawa. Kita butuh panduan hidup, dan Al Quranlah panduan hidup yang seharusnya kita pelajari dan kaji.
Bukankah Allah telah menyebutkan dalam firmannya :
"Dan sungguh kami telah menjadikan Al Quran itu mudah untuk dipelajari, maka adakah yang mau mengambil pelajaran (darinya)" /Al Qomar
Allah telah menekankan ayat ini bahkan mengulanginya sebanyak empat kali dalam surat yang sama, sebagai janji bagi siapa pun yang ingin mempelajari Al Quran.
Maka apakah alasan bagi kita untuk tidak dekat dengan Al Quran?
Mulai sekarang carilah dia. Selamatkan dia dari tumpukan buku-buku usang penuh debu, karena ketahuilah bahwa dia adalah cahaya bagi hidupmu. Genggamlah dan dekaplah dia dengan erat. Mulailah untuk kembali bersahabat dengannya, duduk bersamanya dalam lantunan ayat-ayat indah yang dia miliki. Jangan kau biarkan hari-harimu terlewat tanpa kehadiran Al Quran di dalamnya.
Demi Allah yang jiwaku berada ditangan-Nya, jangan biarkan genggamanmu hampa tanpa Al Quran walau sedetik. Perihal yang seharusnya menjadi sebuah penyesalan adalah ketika kita menyaksikan matahari telah tenggelam dan hari pun berlalu tapi amal kita tak juga bertambah, sementara kita tahu bahwa umur kita semakin hari semakin berkurang.
Jikalau benar kesibukan membuatmu lalai dari Al Quran, maka detik ini cobalah kau tatap Al Quran kemudian tanyakan pada lubuk hatimu; "Dosa apakah yang telah menjadi penghalang antara aku dan Al Quran, sehingga sangat sulit bagiku untuk mengkhususkan waktu terbaik bersamanya?"
Lupakah engkau akan firman Allah yang berbunyi :
"Apakah mereka tidak mentadabburi Al Quran ataukah hati mereka telah terkunci?"/Muhammad : 24
Ayat yang seharusnya menjadi tamparan muhasabah pada diri yang masih melalaikan Al Quran, mengabaikan peringatan dan bahkan mengingkari kebenaran.
Ketahuilah bahwa Al Quran adalah sahabat setia tiada duanya, dia adalah sahabat yang selalu siap menemanimu di dunia dan akan mencarimu, menerangi ruang singgahmu yang sempit nan gelap lalu menolongmu pada hari dimana semua orang tak bisa lari seolah kaki terpaku, lisan menjadi kelu, dan pandangan tertunduk malu atas segala dosa yang telah berlalu.
Wahai saudaraku, beruntunglah bagi orang-orang yang telah menjadikan Al Quran sebagai sahabat setia dalam hidupnya karena kelak dia akan menjadi cahaya dalam kubur, pemberi syafaat di hadapan robun gofur.
Wahai saudaraku...
Belumlah terlambat, pintu taubat sang ilahi masihlah terbuka seluas langit dan bumi. Bukankah dunia merupakan ladang beramal tanpa hisab? Sedangkan Akhirat merupakan tempat penghisaban amal dan tak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki amal.
Berbekallah engkau dengan sebaik-baik bekal yaitu taqwa. Dan tanamkanlah pada dirimu mulai detik ini tekad tulus untuk terus hidup bersama Al Quran.
Jikalau lelah singgah ketika engkau asyik bersama Al Quran maka bersyukurlah karena lelah dalam ketaatan Allah adalah kenikmatan, sementara kelelahan seseorang dalam kemaksiatan adalah siksaan. Nauudzubillahi mindzalik.
Akhir kalam, semoga Allah senantiasa mendekatkan hati kita menuju kesetiaan bersama Al Quran. Amin ya robbal 'alamin.
Sumber : Buletin Ar-Raayah edisi 36 volume 2
Penulis : @pasirhalus
Komentar
Posting Komentar
Komentar Anda sangat membantu kami untuk berkembang.
Bagi Anda yang ingin Sharing Ilmu silahkan tulis komentar 😊